BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Manusia adalah
makhluk yang paling sempurna dibandingkan makhluk yang lain. Di dalam tubuh
fisik manusia diberikan beberapa kelebihan – kelebihan yang tidak yang tidak
dimiliki oleh makhluk- makhluk lainnya.
Bsgitu juga
setiap individu dilahirkan membaa hereditas tertentu. Ini berarti bahwa
karakteristik individu diperoleh melalui pewarisan dari orang tuanya.
Karakteristik tersebut menyangkut fisik, psikis atau sifat-sifat mental.
Selain faktor
hereditas, faktor lingkungan juga merupakan faktor penting yang menentukan
perkembangan individu .
Dari kedua
faktor itu masih ada keterkaitan yang sangat kuat dengan ketentuan Allah.
Selanjutnya akan dibahas mengenai faktor-faktor pertumbuhan dan perkembangan
yang meliputi faktor hereditas, lingkungan dan ketentuan Allah.
2.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana pengaruh hereditas dalam
perkembangan ?
2.
Bagaimana pengaruh lingkungan dalam
perkembangan ?
3.
Bagaimana pengaruh ketentuan allah
dalam perkembangan ?
4.
Bagaimana pengaruh terhadap
aliran pendidkan?
3.
Tujuan Masalah
1.
Untuk Mengetahui Pengaruh Hereditas
dalam Perkembangan
2.
Untuk Mengetahui Pengaruh
Lingkungan dalam Perkembangan
3. Untuk
Mengetahui Pengaruh Ketentuan Allah dalam Perkembangan
4.
Untuk Mengetahui Pengaruh Terhadap Aliran Pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengaruh
Hereditas dalam Perkembangan
Faktor hereditas merupakan
faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan individu. Hereditas diartikan
sebagai totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak
atau segala potensi, baik fisik maupun psikis yang dimiliki individu sejak masa
konsepsi ( pembuahan ovum oleh sperma ) sebagai pewarisan dari pihak orang tua
melalui gen – gen.
o
Genetis
Dalam berbagai penelitian yang
dilakukan oleh ahli psikologi perkembangan ditemukan bahwa baik kepribadian
yang normal ataupun abnormal, pada dasarnya, diturunkan dari kedua orang
tuanya.
Gen yang terdapat di dalam
nukleus dari telur yang dibuahi pada masa embrio mempunyai sifat tersendiri
pada tiap individu. Manifestasi hasil perbedaan antara gen ini dikenal sebagai
hereditas. DNA yang membentuk gen mempunyai peranan penting dalam transmisi
sifat-sifat herediter. Timbulnya kelainan familial, kelainan khusus tertentu,
tipe tertentu dan dwarfism adalah akibat transmisi gen yang abnormal.Haruslah
diingat bahwa beberapa anak bertubuh kecil karena konstitusi genetiknya dan
bukan karena gangguan endokrin atau gizi.Peranan genetik pada sifat
perkembangan mental masih merupakan hal yang diperdebatkan.Memang hereditas
tidak dapat disangsikan lagi mempunyai peranan yang besar tapi pengaruh
lingkungan terhadap organisme tersebut tidak dapat diabaikan.Pada saat sekarang
para ahli psikologi anak berpendapat bahwa hereditas lebih banyak mempengaruhi
inteligensi dibandingkan dengan lingkungan.
Pertumbuhan setiap individu
sudah terprogram sejak masa konsepsi yang dipengaruhi oleh faktor genetis.
Perubahan panjang, tinggi, berat badan bayi akan terjadi secara otomatis karena
pengaruh genetika (keturunan). Faktor keturunan lebih
menekankan
pada aspek biologis atau herediter yang dibawa melalui aliran darah dalam
kromosom.Faktor genetis cenderung bersifat statis dan merupakan predisposisi
untuk mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Kalau sejak awal
orang tua memiliki karakteristik fisiologis yang sehat, maka akan menurunkan
generasi yang sehat pula. Sebaiknya bila orang tua tidak sehat, maka
keturunanya pun akan mengalami gangguan atau penyimpangan secara fisik atau
psikis (Papalia, Old & Fieldman, 1998: 2004).
Para ahli Psikologi perkembangan (Papalia dkk, 1998;
Santrock, 1999; Helms & Turner, 1995; Haris & Liebert, 1991) mengakui
bahwa aspek fisik maupun psikis seorang individu sangat dipengaruhi oleh unsur
genetis, karakteristik tersebut akan nampak pada hal-hal sebagai berikut :
Sifat-
sifat Fisik
Sifat-sifat fisik yang dapat diturunkan secara
genetis misalnya wajah, tangan, kaki atau bagian-bagian organ tubuh lainnya.Hal
ini dapat terjadi pada anak tunggal maupun kembar. Bila orang tua memiliki
suatu jenis penyakit tertentu seperti: tekanan darah tinggi, penyakit jantung,
epilepsi, atau paru-paru, kemungkinan besar anak-anak yang dilahirkan pun
mempunyai resiko terserang penyakit yang sama.
Intelegensi
Kecerdasan yang dimilki orang tua akan dapat menurun
pada anak-anaknya. Meskipun anak-anak tersebut diasuh oleh orang tuanya sendiri
maupun oleh orang lain, sifat kecerdasan orang tua akan tetap menurun.
Pandangan ini dipengaruhi oleh pemikiran filsuf naturalis dari Perancis, J.J.
Rousseau yang mengatakan bahwa anak cerdas dihasilkan
dariorangtuayangcerdas(Stump,2000).
Kepribadian
Kepribadian merupakan organisasi
dinamis dari aspek fisiologis, kognitif maupun afektif yang membantu pola
prilaku individu dalam rangka menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya
(Hall, Lindsay & Campbell, 1998). Sebagai organisasi yang dinamis, maka
kepribadian akan mempengaruhi perubahan pola pemikiran, sikap, dan perilaku
seseorang.Sifat-sifat emosionil seperti perasaan takut, kemauan dan temperamen
lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan dibandingkan dengan hereditas.( blogspot.com/2013/02/26
)
Bukhari dan
Muslim meriwayatkan dari Anas bin Malik berikut : ibu (ibu Anas) Ummi Sulaym
bertanya tentang perempuan menyaksikan mimpi basah dalam tidurnya seperti
laki-laki. Dia menjawab, “ Jika penyaksikan itu, ia harus mandi wajib (jinabah)
Kemudian Ummi Salman (istri Nabi yang hadir ) bertanya malu-malu, “ Apakah itu terjadi ?” Nabi menjawab, “ Tentu saja!
Bagaimana ini mendatangkan keserupaan (jika tidak terjadi) ?sperma laki-laki
merupakan tetesan yang putih dan tebal sementara sel telur perempuan merupakan
cairan kuning yang tipis. Mana pun diantara keduanya yang menggungguli lainnya,
hasilnya akan mempengaruhi ” ( H.R Bukhari )
Muslim
meriwayatkan dari Thauban , bahwa seorang Yahudi datang dan bertanya kepada
Nabi berbagai pertanyaan (sebagai usaha untuk menantang kebenaran
kenabiannya). Pertanyaan adalah tentang penentuan jenis kelamin, bagaimana
terjadinya? Nabi menjawab sebagai berikut :
Sperma pria
adalah putih dan sel telur perempuan kekuning-kuningan. Jika mereka bertemu
(terjadi pembuahan) dan sperma pria mengungguli sel telur perempuan hasilnya
akan terjadi jenis kelamin laki-laki dengan seizin Allah, dan jika sel telur
perempuan mengungguli sel sperma laki-laki maka hasilnya akan menjadi perempuan
dengann seizin Allah. ( H.R Muslim)
Setelah Nabi menjawab demikian,
orang Yahudi itu mengatakan, dan dia benar seorang nabi. Ibnu Qayyim
memperingatkan bahwa penentuan jenis kelamin ini (dari segala sesuatu
yang terjadi dengannya) tidak dapat dipahami sebagai hal yang semata –mata
ditentukan oleh alam karena hal tersebut merupakan urusan yang sepenuhnya
tergantung kepada kehendak Allah. Itu sebabnya mengapa Rasulullah mengatakan
dalam hadist bukti lain bahwa malaikat meniup ruh ke dalam fetus dan bertanya
kepada Allah, “Wahai Tuhanku! Apakah jenis kelaminnya laki – laki atau
perempuan ?…. kemudian Allah menentukan sesuai dengan kehendak-Nya dan malaikat
mencatatnya”
Bukti tekstual
menghapuskan keraguan bahwa faktor hereditas memiliki pengaruh.Namun, keputusan
atas segalanya tergantung kepada Allah.Dengan demikian herediter dapat
mempengaruhi perkembangan seseorang dalam batasan tertentu.
B.
Pengaruh Lingkungan dalam Perkembangan
Lingkungan
memiliki peran yang besar bagi perubahan yang positif atau negatif pada
individu. Lingkungan yang baik tentu akan membawa pengaruh positif bagi
individu, sebaliknya lingkungan yang kurang baik akan cenderung memperburuk
perkembangan individu.
Seorang
psikolog ekologis, Urie Brofenbrenner (dalam Papalia, Olds & Feldman, 2004)
menyatakan bahwa lingkungan tersebut bersifat stratifikasi yakni berlapis-lapis
dari yang terdekat sampai yang terjauh.Pengaruh lingkungan menjadi lebih kuat
pada periode sensitif.Masing-masing pertumbuhan system organ atau anggota tubuh
memiliki periode sensitif yang rentan terhadap pengaruh lingkungan.
Bukti yang
terkenal berkaitan dengan hal ini adalah hadist Rasulullah SAW, beliau
mengatakan bagaimana orang tua mempengaruhi agama, moral, dan psikologi dari
sosialisasi dan perkembangan anak – anak mereka.Hadist ini merupakan bukti
tekstual yang paling terkenal dari perngaruh lingkungan terhadap seseorang.
Hadist ini
berbunyi : “Tiap bayi lahir dalam keadaan fitrah (suci membawa disposisi
Islam). Orang tuanyalah yang membuat ia Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Seperti
binatang yang lahir sempurna, adakah engkau melihat mereka terluka pada saat
lahir?” (H.R. Bukhari)
Dalam hadist
lain, Nabi Muhammad SAW menunjukkan bagaimana teman dapat mempengaruhi
perilaku, karakter, dan perbuatan seseorang dengan memberikan perumpamaan. Nabi
Muhammad SAW bersabda : “Persamaan teman yang baik dan yang buruk seperti
pedagang minyak kesturi dan penipu api tukang besi. Si pedagang minyak kesturi
mungkin akan memberinya padamu atau engkau akan membeli kepadanya, atau
setidaknya engkau dapat memperoleh bau yang harum darinya. Tapi si penipu api tukang
besi mungkin akan membuat pakaianmu terbakar atau kamu akan mendapatkan bau
yang tidak sedap dari padanya.” (H.R. Bukhori)
Dalam bentuk
metaforik, Nabi Muhammad SAW mengingatkan kita bagaimana persahabatan yang baik
dapat mempengaruhi karakter seseorang menjadi baik dan bagaimana teman yang
jahat dapat membuat orang melakukan hal yang buruk.Dengan demikian, lingkungan
dapat mempengaruhi keseluruhan perkembangan psikologi seseorang termasuk
tentunya perkembangan kognitif.
C.
Pengaruh
Ketentuan Allah dalam Perkembangan
Terdapat bukti
substansial yang memperlihatkan bahwa hereditas dan lingkungan semata-mata
tidak dengan sendirinya menentukan pola perkembangan individu ada hal yang
paling utama dalam persoalan tersebut yaitu segalanya tergantung kehendak Allah
SWT.
Contoh yang
paling mencolok adalah riwayat Nabi Isa A.S Ibn Maryam Allah SWT membuatnya
dapat berbicara dalam buaiannya. Sebagaiman kita ketahui, perkembangan bahasa
merupakan bagian integral dari perkembangan kognitif. Dalam situasi normal,
anak mulai berbicara pada usia 2 tahun dalam sepatah dua patah kata dan sejalan
dengan itu, mereka mulai mengembangkan perbendaharaan bahasa. Kenyataannya
bahwa Nabi Isa AS dapat berbicara pada masa buaian, juga bukan produk stimulasi
intelektual dari lingkungan. Hal tersebut lebih merupakan manifestasi dari
kebijaksanaan Tuhan, kekuatanNya yang tidak terbatas, KehendakNya dan
kemampuanNya untuk melakukan segala sesuatu. Al – Qur’an menceritakan kejadian
ini dalam beberapa ayat. Pertama Al – Qur’an menceritakan bagaimana Maryam
diberitahu bahwa anaknya akan berbicara sejak dalam buaian. Ayat ini berbunyi :
“….. dan dia
berkata kepada manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa, dia adalah salah
seorang diantara orang-orang yang shaleh.” (QS. Ali-Imran : 46)
Meskipun
hereditas dan lingkungan merupakan faktor yang tak dapat diragukan mempengaruhi
perkembangan manusia, ada faktor ketiga yang lebih signifikan dan dominan yaitu
kehendak dan kekuatan Allah SWT yang tidak terbatas. Faktor inilah yang
memantau dan menjaga besarnya kekuatan alam dan pengasuhan (nature-nature
force) yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia. Hal ini dapat
diterapkan pada semua aspek perkembangan. Contohnya, perkembangan kognitif
bukan semata-mata produk warisan genetik, ataupun semata-mata produk
lingkungan, sebab pada prinsipnya, ia merupakan produk kehendak dan kekuatan
Allah SWT. Sehubungan dengan hal ini, hereditas dan kekuatan lingkungan
merupakan media yang menunjukkan bahwa Allah SWT memperlihatkan kecenderungan
pola dari perkembangan individu. Dengan demikian, kedua faktor ini memiliki
batasan dalam mempengaruhi kecenderungan psikologi seseorang secara
keseluruhan. Batasan tersebut telah ditentukan oleh Allah SWT.
Dalam kajian psikologi, faktor ini merupakan
hal yang penting untuk diperhatikan karena banyak hal yang terjadi dalam
kehidupan manusia yang tidak dapat digolongkan ke dalam faktor hereditas atau
lingkungan (seperti contoh diatas). Dengan demikian, hal tersebut tidak dapat
diterangkan dalam keranda penyelidikan material atau empirik. Jika psikolog
tidak memperluas horizon dalam hal ini pendekatan mereka dengan meneliti faktor
kehendak dan kekuasaan Allah SWT diatas segalanya, termasuk perkembangan
psikologi manusia, akan tetap tidak lengkap dan pengetahuan tentang diri kita
juga masih tetap tidak utuh.
Peran kehendak Allah SWT dalam menentukan
perkembangan individual seperti yang dinyatakan dalam pendekatan Islam akan
membantu memahami proses perkembangan yang lebih baik dari pada pendekatan
psikologi Barat dengan berbagai cara. Perlu disadari bahwa, tidak semua
konstruk dan kecenderungan psikologi dapat secara ketat dipengaruhi oleh
semata-mata pengaruh herediter dan lingkungan karena bagimanapun individu
kadang-kadang menunjukkan kecenderungan tertentu yang secara jelas menyimpang
dari penjelasan pengaruh hereditas dan lingkungan. Kasus kemampuan bicara Nabi
Isa AS dan lainnya dalam buaian adalah kesaksian terhadap hal ini. Dalam hal
ini, jika tidak diatribusikan kepada kehendak Allah SWT, hanya kebohongan yang merupakan
penjelsan fakta ini.
Maka jelaslah, hidup ini penuh dengan
ketentuan Illahi. Terutama tampak nyata pada awal kelahiran seseorang. Sebagian
beruntung karena memiliki kecerdasan yang istimewa sementara yang lain, hidup
dalam keadaan serba kurang keduanya sama saja mempunyai akibat dari
perkembangannya, tetapi apa hendak di kata, semua ini telah menjadi kodrat
Illahi. alhasil, perkembangan ini pada azasnya berpangkal pada kodrat Illahi
atas setiap manusia. Karenanya di atas kodrat itulah sesungguhnya
perkembanganya berlangsung.
D.
Pengaruh Terhadap Aliran Pendidikan
Dilihat dari
pengaruh hereditas dan lingkungan dalam mempengaruhi peerkembangan anak,
masih selalu terjadi perdebatan, seberapa besar kedua faktor tersebut
memberikan warna terhadap perkembangan individu. Dari banyak pendapat tersebut
secara garis besar terbagi menjadi (3) tiga kelompok yaitu :
1.
Golongan Navatisme
Pengikut Navatisme berpendapat
bahwa perkembangan individu itu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang
dibawa sejak lahir.
2.
Golongan Empirisme
Pendapat Empirisme merupakan
kebalikan dari pendapat Navatisme di atas.Asumsi psikologis yang mendasari
aliran ini adalah bahwa manusia lahir dalam keadaan netral, tidak memiliki
pembawaan apapun. Ia bagaikan kertas putih
(tabula rasa) yang dapat ditulisi apa saja yang dikehendaki.
3.
Golongan Konvergensi
Golongan ini muncul karena melihat
kedua pendapat (Nativisme dam Empirisme) di atas yang saling bertentangan dan
keduanya berada pada garis yang ekstrim, dan banyak mempunyai
kelemahan-kelemahan jika dihadapkan pada realitas yang ada terlebih lagi pada
abad modern. Kelemahan itu dapat dilihat pada contoh berikut:
- Untuk pendapat Nativisme : betapa banyak
anak yang lahir dari seorang pelukis, tetapi dia tidak menjadi ahli lukis
seperti ayahnya.
- Untuk pendapat Empirisme : mengapa masih
terdapat anak yang gagal dalam belajar di sekolah, padahal segala
fasilitas telah disediakan, petunjuk dan bimbingan juga selalu diberikan
oleh guru maupun orangtuanya.
Kalau dilihat
dari sudut pandang islam, yang diasumsikan dari struktur nafsani tidak
lantas menerima ketiga aliran di atas. Disamping terdapat kelemahan-kelemahan,
ketiga aliran tersebut hanya berorientasi teorinya pada pola pikir
antroposentris. Artinya perkembangan kepribadian manusia seakan-akan hanya dipengaruhi oleh faktor
manusiawi. Manusia dalam pandangan islam telah memiliki seperangkat potensi,
disposisi, dan karakteristik unik.
Potensi itu
paling tidak mencakup keimanan, ketauhidan, keislaman, keselamatan, keikhlasan,
kesucian, kecendrungan menerima kebenaran dan kebaikan, dan sifat lainnya.Semua
potensi itu bukan diturunkan dari orangtua, melainkan diberikan oleh Allah SWT.
Sejak di alam perjanjian(mitsq). Proses pemberian potensi-potensi itu
melalui struktur ruhani. Oleh karena itu, maka struktur rohani disebut juga
dengan fitrah al-munazalah (yang diturunkan).Jadi secara potensial,
kondisi kejiwaan
manusia tidak
netral, apalagi kosong seperti kertas putih, namun secara aktual manusia tidak
memiliki kebaikan atau keburukan yang diwarisi.Kebaikan dan keburukan sangat
tergantung pada realisasi dirinya.
Perkembangan
kehidupan manusia bukanlah diprogram secara deterministic, seperti robot,
mesin, atau otomatis.Manusia secara fitri memiliki kebebasan dan kemerdekaan
dalam mengaktualisasikan potensinya.Ia berhak memiliki dan menentukan jalan
hidupnya sendiri.
Faktor
hereditas boleh jadi menjadi salah satu faktor perkembangan.Hal ini
diisyaratkan dalam hadist nabi bahwa pemilihan jodoh itu harus dilihat dari 4
segi, yaitu harta, keturunan, kecantikan, dan agama.Nabi kemudian menganjurkan
untuk memilih agamanya agar kelak rumah tangganya menjadi bahagia dan selamat. Hadist
ini menunjukkan pentingnya faktor hereditas dalam perkembangan anak, sehingga
jauh-jauh sebelumnya ia telah memilih garis keturunan yang baik, agar anaknya
memiliki bawaan yang baik pula.
Di dalam al
quran banyak ditemukan sosok yang memiliki perkembangan kehidupan yang soleh
dimana perkembangan itu dipengaruhi oleh faktor keturunan orang tua.Islam
menganjurkan kepada umatnya agar setiap manusia memiliki keturuan yang
berkepribadian tangguh, baik, dan ahli beribadah. Bukan keturunan yang lemah
(Qs Ali Imran: 38, An Nisa’ : 9, Ibrahim: 40, Al-Ahqah: 15). Perlu dicatat
bahwa di dalam kebaikan garis keturunan itu ada juga yang menurunkan keturunan
yang buruk, jahat dan zhalim (Qs al Shaffat:113)
Jadi keturunan
orangtua bukan satu-satunya faktor yang menentukan kepribadian individu. Baik
buruknya kepribadian individu bergantung
pada faktor-faktor yang kompleks, seperti faktor lingkungan, potensi
bawaan, keturunan, bahkan takdir Allah. Adanya takdir atau sunnah Allah, manusia
tidak mengetahuinya, manusia tetap disuruh berusaha dengan akal dan kemampuan
yang telah diberikan Allah SWT. Berusaha untuk memperbaiki dan meningkatkan
dirinya sendiri maupun berusaha untuk memelihara dan membimbing anak dan
keluarganya.
Dalam islam,
mengakui pula adanya peran lingkungan dalam penentuan perkembangan. Pengakuan
ini bukan berarti mengabaikan faktor keturunan dan perbedaan individu. Banyak
ayat alquran yang menjelaskan tentang peran lingkungan, misalnya seruan amar
ma’ruf dan nahi mungkar (Qs Ali Imran: 104,110,114), belajar
menuntut ilmu
agama kemudian mendakwahkan untuk orang lain (Qs At Taubah: 112), seruan kepada
orangtua agar memelihara keluarganya dari tingkah laku yang memasukkan ke dalam
neraka (Qs At Tahrim:6), seruan melaksanakan shalat dan sabar, serta seruan melakukan
tilawah , tazkiyah, serta belajar kitab atau hikmah (Qs Thaha:132, Al Baqarah:
151).
Satu lagi
faktor penentu perkembangan manusia yang sangat ditonjolkan dalam islam, yaitu
faktor-faktor bawaan yang merupakan sunnah atau takdir Allah untuk manusia.
Misalnya bawaan memikul amanat (Qs Al
Ahzab 72), bawaan menjadi khalifah di muka bumi (Qs Al Baqarah:30), bawaan
menjadi hamba Allah agar selalu beribadah kepadaNya (Qs Az Zaariyat:56), bawaan
untuk mentauhidkan Allah SWT (Qs Al A’raf:172). Dan juga faktor-faktor
perbedaan individu, misalnya perbedaan karunia yang diberikan (Qs An Nisa’:32),
perbedaan kemampuan dan status (Qs Hud:93, An Nisa’:32, Al An’am:152, al
Baqarah:286), dan sebagainya.
Nabi Musa As
dan permaisuri fir’aun sekalipun berdomisili dan dibesarkan dilingkungan yang
buruk, namun mereka tetap memilki perkembangan kepribadian yang kokoh (Qs At Tahrim:11, Al Syu’ara:18), Ibrahim As
yang diasuh oleh pembuat patung untuk disembah tetapi ia masih berkepribadian
tegar meyakini keberadaan Tuhan (Qs Al An’am:74). Sebaliknya, Kan’an putra Nuh
As, berkepribadian kufur meskipun lingkungannya baik (Qs Al Maaidah:27). Abu
Lahab dan istrinya meskipun mendapat prioritas dakwah Rasulullah Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam, namun mereka tetap dalam kezhaliman (Qs Al
Lahab:1-5)
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Faktor hereditas merupakan
faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan individu.Selain faktor hereditas, faktor lingkungan
juga merupakan faktor penting yang menentukan perkembangan individu .
aspek fisik maupun psikis
seorang individu sangat dipengaruhi oleh unsur genetis, karakteristik tersebut
akan nampak pada hal-hal sebagai berikut :
·
Sifat-sifat fisik
·
Intelagensi
·
Kepribadian
Lingkungan memiliki peran yang
besar bagi perubahan yang positif atau negatif pada individu. Lingkungan yang
baik tentu akan membawa pengaruh positif bagi individu.
Terdapat bukti substansial yang memperlihatkan
bahwa hereditas dan lingkungan semata-mata tidak dengan sendirinya menentukan
pola perkembangan individu ada hal yang paling utama dalam persoalan tersebut
yaitu segalanya tergantung kehendak Allah SWT.
Dilihat dari
pengaruh hereditas dan lingkungan dalam mempengaruhi peerkembangan anak,
masih selalu terjadi perdebatan. Dari banyak pendapat tersebut secara
garis besar terbagi menjadi (3) tiga aliran yaitu :
·
Aliran Navitisme
·
Aliran Empirisme
·
Aliran Konvergensi